Jumat, 04 November 2011

Composisi dan Nature

Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar sehingga objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun "mood" suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek.

Berbicara komposisi, selalu terkait dengan kepekaan dan "rasa" (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi yang baik.

Dibawah ini merupakan panduan umum yang sangat sederhana dan biasa dipakai untuk menghasilkan komposisi sebuah foto yang baik. Kita juga dapat mulai belajar dan mengasah kepekaan dengan mengikuti panduan di bawah ini.

Rule of thirds. (Sepertiga Bagian)

Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang Umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.

Sudut Pemotretan (Angle of View)

Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve.

Didalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon,ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain..

Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.

Background (BG) dan Foreground (FG)

Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau didepan objek inti dari suatu foto. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek.

Selain itu juga "mood" suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.

Selamat mencoba...

Cheers

KAMERA

Kamera merupakan alat perekam gambar atawa kotak kedap cahaya. Didalamnya terdapat sebuah lensa yang mampu menerima cahaya dari sebuah objek yang kemudian direkam dengan alat pekat cahaya atau film.

Tiga Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam setiap pemotretan, yaitu kecepatan rana, bukaan diafragma, dan penemu jarak atau focus. Kemampuan pemotret menggunakan ketiga kontrol kamera tersebut akan sangat mempengaruhi hasil foto. Kecepatan rana dan bukaan diafragma dapat mempengaruhi pencahayaan dan ketajaman hasil foto.

-Kecepatan Rana-
Kecepatan rana adalah rentang waktu sebuah rana membuka pada saat pemotretan. Kecepatan rana tinggi   misalnya 1/500 detik-biasanya digunakan untuk membekukan gerakan cepat, misalnya peristiwa olahraga. Sedangkan rana rendah-misalnya 1/15 detik- tidak dapat membekukan gerakan. Walaupun demikian, kecepatan ini masih dapat digunakan untuk memotret benda bergerak menyamping dengan teknik panning.

-Diafragma-
Bukaan diafragma adalah lubang lensa tempat sinar masuk ke dalam kamera. Besar kecilnya dapat diatur. Besar bukaan diafragma penting untuk mengontrol pencahayaan dan ruang tajam. Bukaan diafragma besar memasukkan lebih banyak cahaya dan memberi ruang tajam yang lebih sempit. Sebaliknya, bukaan diafragma kecil memasukkan sedikit cahaya dan memberi ruang tajam yang luas. Besar bukaan diafragma dinyatakan dalam angka f (kecil) ; disebut pula f stop. Sebagai pedoman, angka kecil menandakan bukaan besar; angka besar menandakan bukaan kecil. Urutan angka diafragma atawa f ini menggambarkan besar bukaan : f:1,4; f:2; f:2,8; f:4; f:5,6; f:8; f:11; f:16; f:22. Setiap bukaan   dari f:22 sampai f:1,4   meneruskan cahaya dua kali lebih banyak daripada angka f sebelumnya. Angka-angka diafragma tersebut mempengaruhi ruang tajam atau jarak antara objek yang terdekat dengan yang terjauh.

-Ruang tajam-
Ruang tajam adalah jarak terdekat dan terjauh yang masih berada dalam rentang focus.

-Fokus-
Fokus adalah pertemuan berkas sinar atau cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan. Fokus juga bisa diartikan sebagai gambaran tajam atau kejelasan suatu objek pemotretan.


TEKNIK PENCAHAYAAN

Tanpa pencahayaan optimal, suatu foto tidak dapat menjadi karya yang baik. Oleh karena itu, seluk beluk pencahayaan mutlak harus diketahui dan dikuasi pemotret. Caranya adalah dengan melatih kepekaaan terhadap cahaya yang muncul.

Ada beberapa cahaya dalam pemotretan :
1. Cahaya alami (natural light/available light), yaitu cahaya pemotretan yang berasal dari alam. Misalnya matahari atau benda2 angkasa yang mampu memantulkan cahaya.
Terbagi menjadi dua :

a. cahaya langsung (direct light), yaitu cahaya matahari yang langsung mengenai objek pemotretan tanpa terhambat/terhalang apapun. Sifatnya keras, menghasilkan bayangan yang tajam. Berkas cahayanya kuat, perbedaan bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak amat kontras/mencolok.

b.Cahaya tidak langsung (indirect light), yaitu cahaya matahari yang mengenai objek setelah melewati awan/kabut yang menutupi langit. Sifatnya halus/lembut dan merata, menghasilkan gradasi atau tone yang halus. Contohnya :  window light  (cahaya dari jendela) yang sangat banyak digemari kebanyakan pemotret karena menghasilkan  cahaya Rembrandt

2. Cahaya buatan (artificial light), yaitu cahaya dalam pemotretan yang berasal dari cahaya buatan, misalnya lampu kilat. Karena cahaya lampu kilat memiliki keterbatasan, khususnya berkenaan dengan jarak pemotretan, pemotret harus paham betul pengukurannya.

Sebuah film/photo dikatakan mempunyai pencahayaan normal jika semua warna yang muncul sesuai dengan yang diharapkan. Ini hanya bias terjadi jika kombinasi antara kecepatan rana dan diafragmanya tepat. Yang dimaksud dengan film/photo kelebihan cahaya  dalam istilah fotografi disebut  over  yaitu jika dalam bagian shadow density menerima cahaya berlebih (kehilangan detail). Sebaliknya, film dikatakan kekurangan cahaya atau  under  jika bagian shadow density tidak cukup menerima cahaya. Akibatnya detail gambar tidak dapat ditampilkan secara sempurna.

Ada beberapa jenis cahaya dalam pemotretan :
1. Main light, cahaya utama yg digunakan sebagai acuan metering misalnya dapat berupa matahari, soft box dan sebagainya.
2. Fill in light, cahaya pengisi yang digunakan untuk mengurangi kepekatan daerah2 gelap/shadow yang ditimbulkan oleh main light untuk memunculkan detail objeknya.
3. Hairlight, cahaya yang digunakan untuk menimbulkan dimensi rambut.
4. Background light, cahaya yang digunakan untuk memunculkan detail background dari objek.

Ada beberapa jenis arah datangnya cahaya dalam pemotretan :
1. Frontlight, pencahayaan dari depan, cahaya ini memberikan kesan yang rata, tanpa dimensi dan efek bayangan yang relatif kecil. Baik digunakan untuk pemotretan close up.
2. Side light, pencahayaan dari samping, sangat baik untuk memunculkan tekstur pada pemotretan lanskap dan menampilkan foto2 berkarakter seperti potret, juga memberi kesan kedalaman dan dimensi pada objek photo.
3. Backlight, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek, pencahayaan jenis ini dapat memberikan semacam efek  halo  disekitar subjek, sehingga memberikan sentuhan moody dan kesan dramatic. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakna siluet. Berhati2lah dengan efek cahaya ini karena jika salah dapat menimbulkan flare.
4. Toplight, pencahayaan yang datangnya dari atas subjek yang dapat menampilkan detail benda, pencahayaan seperti ini sangat dihindari tetapi jika dimanfaatkan dengan tepat dapat menjadi photo yang unik.

Tips pencahayaan :
1. Pagi dan senja
dijam-jam pagi dan petang, saat matahari terbit dan tenggelam, cahayanya bisa sangat menawan.
2. Gunakan reflector
Untuk mendapatkan hasil yang lebih natural, gunakan reflector untuk memunculkan detil. Sebisa mungkin hindari penggunaan flash.
3. Simpelkan siluet
pastikan anda mendapatkan bentuk yang jelas dari subjek. Jangan sampai menimbulkan siluet yang lain.
4. Lembutkan flash
hindari sinar flash yang berlebihan. Kurangi kekuatan kilat lampu flash ketika anda memotret disiang hari.
5. Hindari flare
Lindungi bagian depan lensa dengan tangan anda saat memotret menghadap matahari.
6. Tonjolkan warna
Potretlah warna-warna yang kuat pada waktu cuaca agak mendung, tapi tak hujan.
7. Metering yang cermat
kamera anda bias terkecoh oleh kondisi pencahayaan yang tidak biasa. Lakukan spot metering untuk mengatasinya.
8. Tambah cahaya saat berkabut
untuk memotret suasana berkabut, naikkan eksposur hingga 1EV untuk memulihkan kecerahan
9. Lambatkan
Ketika memotret dalam kondisi pencahayaan minim, kombinasikan shutter speed yang lambat dengan sinar flash untuk mendapatkan hasil menarik.
10. Jangan cepat puas
hasil yang memuaskan membutuhkan cahaya yang memadai. Jangan buru-buru puas sebelum anda mendapatkannya.

RUANG TAJAM

Ket :
perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas.
Pada bukaan diafragma besar ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya.
Tips :
gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu
gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan lanskap

OUTDOR FLASH
oleh: Agus Chiawono   

Sekilas jika kita berpikir tentang penggunaan flash, maka kita akan tahu kalau hal itu berlaku untuk suasana pemotretan yang kekurangan cahaya. Karenanya, kita umumnya tidak memikirkan tentang perlunya penggunaan flash pada pemotretan luar ruangan (siang hari) karena sinar matahari sudah sangat terang. Di sinilah kesalahan kita dimulai.

Flash sangat dibutuhkan pada pemotretan outdoor, terutama pada:

1. Kondisi obyek membelakangi matahari.
Pada kondisi seperti ini, meter kamera akan mengira suasana sudah cukup terang sehingga akan menyebabkan obyek yang difoto tersebut gelap/under karena cahaya kuat tersebut percuma karena tidak direfleksikan oleh obyek. Cara mengakalinya adalah dengan melakukan fill in pada obyek sehingga walaupun latar sangat terang tetapi obyek tetap mendapat cahaya.

2. Matahari berada di atas langit.
Ini akan mengakibatkan muncul bayangan pada bawah hidung dan dagu. Gunakan flash untuk menghilangkannya. Untuk melembutkan cahayanya gunakan bounce card atau diffuser.

3. Obyek berada pada open shade (bayangan).
Flash digunakan untuk mendapatkan pencahayaan yang sama pada keseluruhan obyek karena bayangan akan membuat gradasi gelap yang berbeda-beda pada bagian-bagian obyek apalagi wajah manusia.

5. Langit sangat biru dan menggoda.
Jika kita tidak tergoda oleh birunya langit dan rela mendapat foto langit putih ketika memotret outdoor maka silahkan lakukan metering pada obyek tanpa menggunakan flash atau dengan flash. Jika kita rela obyek kekurangan cahaya asalkan langit biru silahkan lakukan metering pada langit. Nah, jika kita ingin langit tetap biru sekaligus obyek tercahayai dengan baik, gunakan metering pada langit dan fill flash pada obyek. Ini akan menghasilkan perpaduan yang tepat dan pas.

6. Langit mendung.
Ketika langit mendung, jangan segan-segan gunakan flash karena efek yang ditimbulkan awan mendung akan sama seperti jika kita berada di bawah bayangan 

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung

 
Design by Asahi Themes | Bloggerized by Yahdanie - Asahi | Phone:087773177715